Tampilkan postingan dengan label cerita gangbang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita gangbang. Tampilkan semua postingan

Cerita Cinta

Cerita ini berawal ketika saya berkenalan dengan seorang gadis cantik yang sedang mengikuti training di hotel tempat saya bekerja. Saya sebagai seorang supervisor mendapat tugas membimbing mereka yang ditugaskan di bagian saya. Memang gadis ini sudah menjadi perhatian saya, selain manis, cantik, body yang aduhai dan kulit yang putih, gadis ini masih muda, baru 17 tahun. Ternyata bimbingan yang saya berikan terlalu berlebihan, sampai dengan bimbingan pribadi antara dia dan saya. Pada mulanya memang berat mengambil hatinya, tetapi akhirnya dapat juga, dan mulailah kisah ini.

Saya mulai aktif ke rumahnya. Sampai pada suatu saat, kedua orang tuanya harus pergi ke kampung halaman untuk waktu yang lama. Mereka menitipkan kedua anak perempuannya dan rumahnya kepada saya. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan begitu saja. Malam itu saya menginap di rumahnya. Setelah asyik bercengkrama, kakaknya mengantuk dan tidur di kamar yang terletak di bagian atas. Saya dan dia (sebut saja Ira) masuk ke rumah dan duduk sambil menonton TV. Pucuk di cinta Ulam tiba, dia duduk di pangkuan saya, saya tidak tinggal diam, saya menciuminya dari mulai tengkuk sampai akhirnya kedua bibir kami bersentuhan saling mengulum terus. Saya kulum sampai akhirnya saya mainkan lidah saya ke dalam mulutnya bergantian, ternyata dia pun mengerti apa yang saya maksud.
Tangan saya tidak tinggal diam, saya meraba bagian dadanya, perlahan-lahan saya tekan bagian putingnya dan dia pun mendesah keasyikan. Saya jilati terus bagian lehernya dan lama kelamaan turun sampai ke bagian buah dada. Saya buka kaos ketat yang Ira pakai, dia pun terdiam seakan mengerti apa yang sedang terjadi.
“Eit.. tunggu sebentar.” katanya.
Ia memakai kembali kaos ketatnya, kemudian dengan setengah berlari dia naik ke atas. 2 menit kemudian dia kembali dan menghampiri saya.
“Ngapain sih?” tanyaku.
“Ira kan musti check dulu Mbak Ari, udah tidur beneran apa belum?” katanya.
Benar juga pikirku. “Udah tidur?” tanyaku.
“Udah tuch, Ira kunci saja dari luar biar lebih aman.”

Saya kemudian melanjutkan foreplay tadi, saya jilati bagian lehernya.

Erangan halus pun terdengar, “Aah.. trus say, kamu pintar memberi rangsangan ya?”
“Emangnya enak?” tanya saya.
“Enak banget lagi.”
“Mau yang lebih enak?”
“Mau dong..”
Saya buka kaos ketatnya, tampaklah kedua bukit kembar yang menyembul (36B) berdiri menantang tertutup BH. Tidak saya hentikan jilatan saya sampai seluruh badannya terjilat (bagaikan menjilat es cream yang besar). Saya beralih lagi ke bibirnya, saya kulum sampai habis sambil tangan saya bergerak ke bagian belakang badannya membuka kaitan BH. Saya gigit tali BH satu persatu sampai terjatuh ke lantai. Maka tampaklah jelas dua bukit kembar yang dengan puting kemerahan siap menanti kedatangan kedua bibir saya. Saya jilati puting kemerahan itu bergantian.

Erangan dasyat pun terdengar, “Jim, bener kamu ya, lebih enak! Trus.. Trus.. dong, enak.. ah.. ah.. ah..”
Mendengar itu, saya semakin beringas. Saya permainkan puting kemerahan itu dengan lidah dan sesekali mengisapnya. Makin menggelinjanglah tubuhnya.

“Jim, ada yang lebih enak lagi ngga?” tanyanya.
“Ada dong, tenang aja pasti kamu serasa di Surga.”
Saya jilati terus sambil mengarahkan ke bagian celana Hawai yang dia gunakan. Saya buka tali pengikat dengan gigi, kemudian perlahan-lahan saya turunkan. Tampaklah celana dalam berwarna pink yang agak jarang saya lihat, basah oleh cairan dari kemaluannya.
“Lho kok basah?” kata saya bertanya sambil berpura-pura tidak tahu.
“Ngga tau nich! Keluar sendiri. Kamu sih ngejilatin susuku, basah deh CD-ku.”
“Tapi enak kan?”
“Enak banget,” jawabnya sambil memeluk saya seakan-akan ingin merasakan sesuatu yang lebih.
Saya mulai kulum lagi bibirnya dan lidah mulai lagi bermain ke sekujur tubuhnya.
“Ahh..” hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Saya menarik celana dalam pink itu dan tersembullah apa yang banyak dicari lelaki, yaitu bukit yang berbulu halus.

“Mau yang enak banget kan?”
“Iya dong!” jawabnya.
Saya arahkan kepala saya ke arah selangkangannya. Dia pun membuka lebar kedua kakinya. Tampaklah jelas bukit dengan bulu halus dengan goa kemerahan yang telah basah dengan cairan. Lidah saya mulai beraksi menjilatinya sampai habis, tercium bau khas wanita yang semakin membuat terangsang untuk menjilatinya. Saya menjilat terus sampai ke tempat seonggok daging sebesar kacang yang ketika saya jilat membuat gemetar tubuh Ira.
“Ahh.. trus Jim, enak.. bener, trus.. trus.. ahh..” kembali menyembur cairan dari dalam kemaluannya.
“Wah enak banget ya!” katanya lunglai.
“Gantian dong! Bikin enak aku, mau ngga?” “Ya mau dong! Masa aku trus yang enak, kamu juga harus enak lah.” jawabnya seraya menghampiriku.
Sekarang dia yang menciumi saya. Menjilati leher saya, kemudian tangan mungilnya segera membuka kancing baju saya, menjilati dada saya yang bidang. Dia menjilati puting saya.

Dalam hati saya tertawa, “Dasar anak 17 tahun belum tau caranya, dipikirnya gua sama apa kaya dia.”
Saya tarik tangannya, saya arahkan ke batang kemaluan saya. Dia pun mengusap-usap batang kemaluan saya yang mulai menegang.
Saya bisikkan, “Buka dong.”
Tangannya pun mulai aktif membuka ikat pinggang, kemudian kancing celana dan restleting, ditariknya celana jeans saya, kemudian dia tercengang.
“Jim, apaan sih tuh di balik CD kamu? Gede banget!”
“Ya, liat aja pasti kamu suka deh.”
Ditariknya CD hitam itu kemudian dibuangnya jauh-jauh.
“Wah gede banget.”
Dipegangnya sambil diusap-usap. Semakin meneganglah barang itu.

“Ih makin gede aja, serem.”
“Ah, entar juga kalo udah ngerasain minta tambah.” Dia pun tersenyum seakan-akan mengerti maksudnya.

Tangannya mulai aktif mengusap naik turun. Saya pun merasakan nikmatnya. Ada sesuatu hasrat dalam tubuh saya yang tidak dapat dilukiskan. Tanpa henti tangan yang mungil itu bermain dengan kemaluan saya.
“Isepin dong,” bisik saya.
Mulutnya pun mengarah ke batang tegang itu. Dikulumnya kepala batang itu bagaikan anak kecil mengulum Es Krim batangan.
“Ih asin, kok rasanya gitu sih?” Rupanya ada sedikit cairan mani saya yang keluar ke mulutnya.
“Ayo dong.. Katanya mau bikin gua enak?”
Kembali mulut mungil itu mengulum barang saya yang 16 cm dengan diameter 7 cm.

“Jilatin, terus masukin semua ke mulut kamu dong!”
Segera lidahnya menjilati, dari kepala sampai pangkal batang saya. Dikulumnya sampai habis, dimasukkan sampai ke dalam tenggorokkannya. Saya pegang tangannya, saya antar ke batang kemaluan saya. Saya ajarkan untuk menaik-turunkan tangannya sambil terus mengulum batang tersebut.

“Ah..” desahku, “Terus say, trus.. dikit lagi nih, yah trus..”

Dia menghentikan gerakannya, “Dikit lagi apaan sih?”
Dalam hati, “Sialan nih.. bukannya diterusin.”
Saya tarik tangan itu dan membaringkannya di lantai berkarpet, saya kocok sendiri kemaluan saya. Dia terbaring pasrah dengan wajah innocent tidak mengerti.
“Aah.. ah.. ahh..” keluarlah cairan putih kental yang sengaja saya arahkan ke buah dadanya.
“Ih, apaan sih nih? Jorok!”

“Ngga lagi, tadi juga kamu punya gua jilatin sampai abis semuanya.”
“Diusapin aja ke toket kamu biar tambah kenceng.”
Dia pun mengusap cairan itu dengan tangannya ke seluruh buah dadanya. Saya tertidur lemas di sampingnya.

“Kamu mau tidur di atas?” tanya saya.
“Iya dong.. nanti Kak Ari curiga lagi, saya tidur sama kamu di sini.”
“Iya deh, besok pagi saya bangunin ya?”
“Iya dong! Harus begitu, aku naik ya!”
“Dah! Selamat bobo,” kata saya sambil mencium dahinya.

Kami pun memakai pakaian kami dan dia naik ke atas. Saya tidur di bawah, di atas sofa sambil merencanakan kegiatan besok pagi.

Pagi itu jam 7.00, saya terbangun mendengar suara orang terburu-buru. Saya melihat Kak Ari terburu-buru mengambil sepatu.
“Pagi kak, buru-buru emangnya udah terlambat?”
“Iya nich, takut macet.”
“Kakak berangkat, ya.”
“Iya deh, hati-hati ya kak! Kalo jatuh bangun, ya.” kata saya sambil bercanda.
Ia hanya tersenyum, manis juga sih. Memang kalo dilihat manis juga calon kakak ipar saya ini. Sering juga ia menggoda saya, tapi saya mananggapinya main-main.

Sekarang rumah sudah kosong, tinggal saya dan Ira yang masih tertidur lelap di atas. Ada satu pendapat betapa asyiknya making love di pagi hari, lebih asyik dibanding secangkir kopi susu. Segera saya kunci pintu dan saya pun naik ke atas. Saya dapati sesosok tubuh aduhai dan cantik sedang tergolek lelap tertidur. Saya cium mesra dahinya, dia pun membuka matanya.

“Selamat pagi,” kataku mesra.
Dia pun memeluk saya seakan tidak mau kehilangan saya. Mulut saya segera menciumi leher dan bagian tengkuknya yang membangkitkan rangsangan baginya. Dia cuma terdiam dan sebentar-sebentar mendesah, “Ahh..”

Tangan saya segera membuka baju tidurnya yang tipis, saya jilati sekitar buah dadanya yang terbungkus BH. Tangan mungilnya ternyata sudah berada di sekitar batang kemaluan saya. Diusap-usapnya sehingga membesar. Wah, dia sudah lebih tahu sekarang bagaimana cara bercinta. Tangannya mulai agresif masuk ke dalam celana hawai yang saya pergunakan untuk tidur, kemudian masuk sampai menemukan batang keras yang akan terus menegang. Saya jilati buah dadanya sambil terus membuka BH yang digunakannya.
“Semalam udah dicuci belom nih,” tanya saya. “Udah dong, kalo ngga, kan lengket.. Udah terusin aja, pelan-pelan ya biar enak.”
Saya jilati terus bergantian dari kiri ke kanan sambil satu tangan saya mempermainkan kedua putingnya. Saya jilati puting susu kemerahan itu sambil sesekali menghisapnya.
“Ahh.. ahh..” cuma itu yang keluar dari mulutnya.
“Lho kok keluar susu?” kata saya bercanda.
“Yang bener?”

“Ngga lah, belum saatnya.” jawab saya sambil tersenyum.
Saya merasakan buah dada itu semakin mengeras, kurasa ia telah sangat terangsang. Tangannya terus mempermainkan batang kemaluan saya naik turun. Saya pun merasa sudah sedikit terangsang.

Saya tidurkan dia perlahan-lahan sambil menarik lepas celana tidurnya. Nampaklah CD yang sudah membasah akibat cairan dari kemaluannya. Saya tarik juga CD itu, saya lihat jelas bukit kemaluan yang berbulu halus itu. Saya jilati semua cairan yang keluar sampai bersih, tampak dia menggelinjang karena enak.
“Eh.. ah..” keluar desahan dari mulut mungilnya.
Kedua paha putih itu saya naikkan sehingga jika dilihat seperti huruf M. Tampaklah jelas semua isi dari kemaluannya itu. Saya jilati klitoris yang memerah, dia pun tambah menggelinjang. Semakin asyik saya menjilati sampai ke ujung dalam liang kemaluannya.
Tidak begitu lama, “Aah.. ah.. ahh..” desah panjang keluar dari mulutnya diikuti mambanjirnya cairan dalam kemaluannya. Ira pun mengejang dan tertidur lemas.
Saya membisikinya, “Gantian dong.”
Ia mengangguk tanda setuju.
Saya tiduran berganti posisi, Irapun berdiri dan berlutut di samping saya. Ia menarik celana Hawai yang saya pakai dan sekalian celana dalam saya. Ia menangkap batang kemaluan saya dengan kedua tangannya dan mengocoknya ke atas dan ke bawah. Darah saya berdesir kencang dan terasa betapa nikmatnya. Ira mulai menjilati kepala kemaluan saya, batang kemaluan saya bertambah keras dijilatinya terus bagai anak kecil menjilati es cream yang akan lumer. Ia terus menjilati dari atas ke bawah dan juga kedua buah kembar kemaluan saya. Puas menjilati, mulut mungil Ira mulai bermain mengulum batang kemaluan saya, sambil kedua tangannya tak berhenti mengocok batang keras itu. Saya mulai merasa semakin enak dan berpikir bagaimana selanjutnya.

Segera saya tarik Ira, saya telentangkan dan saya angkat lebar pahanya. Saya arahkan batang kemaluan saya ke arah lubang kemaluannya.
“Jim, jangan.. Entar Ira hamil, lagi.” katanya.
“Ngga dong, kan dikeluarinnya ngga di dalem, tapi di sini nih,” kata saya sambil memainkan kedua buah dadanya.
“Bener ya, kalo sampe hamil tanggung jawab ya,” katanya memohon.
“Kita langsung ke penghulu hari ini juga, OK!” jawab saya.
“Tapi pelan-pelan, ya!”
“Tenang aja, pokoknya enak deh.”

Saya hujamkan batang kemaluan saya ke arah liang kemaluan Ira, perlahan-lahan tapi pasti.
“Egh.. egh, kok gede amat sih, Jim.”
“Enakan yang gede kan?”
“Tapi muat, ngga?”
“Muat deh.”
Kembali saya berusaha melesakkan batang kemaluan saya dengan perlahan-lahan dan berirama. Saya dorong terus.
“Agh.. agh.. aghh..” Akhirnya masuk juga batang itu (maklum masih perawan sih).

Pelan-pelan saya goyangkan keluar dan masuk, semakin lama temponya semakin cepat.

Ira pun berteriak, “Agh.. agh.. Jim, gila lo pelan-pelan dong.”
“Tapi enak kan?” kata saya.
“Iya sih” jawabnya tersenyum.
Kemudian saya pacu batang kemaluan saya.
“Goyangin dong pantatnya, biar tambah enak.” pinta saya.
Ira menuruti kemauan saya mengoyangkan pantatnya ke kanan dan ke kiri. Saya merasakan nikmat yang luar biasa digoyang gadis yang masih punya keturunan Kerawang itu.
“Agh.. agh.. terus Jim.. terus.. enak,” hanya itu yang keluar dari mulut Ira.
Saya pun demikian, sambil memejamkan mata saya terus memacu barang saya untuk keluar masuk lewat liang perawan itu. Beberapa saat kemudian terasa oleh saya liang itu becek, wah dia sudah orgasme pikir saya.
Saya terus memacu sampai akhirnya, “Ah.. ah.. ah..” saya cabut keluar batang kemaluan saya dan saya arahkan ke dua bukit kembar Ira.

“Ah, ah, ahh, ahh,” muncratlah keluar air mani saya membasahi bukit kembar Ira.
Ira pun mengoles semua cairan putih itu ke seluruh buah dadanya.
Dia menjilat jarinya sambil berkata, “Ih, asin.”
Saya hanya tersenyum sambil tertidur lemas dan tidak berapa lama kami berdua pergi ke kamar mandi dan mandi bersama.

Selesai mandi, kami sarapan dan menonton TV. Begitulah pengalaman saya dengan Ira yang akhirnya menjadi tunangan saya. Tetapi Krismon melanda, maka kami pun sepakat menyelesaikan pertunangan kami sampai waktu yang tidak ditentukan.

Barangkali di antara pembaca wanita ada yang ingin merasakan kenikmatan bersama saya kirimlah pesan ke saya, saya janji tidak akan mengecewakan anda.

Cerita Dewasa Gangbang di Bandara

Cerita Dewasa Gangbang di Bandara, Suatu saat suamiku harus meneruskan S2-nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. John teman suamiku orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur. Letak kamar mandi nyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku.

Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton tv memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku. Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku, aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, “Hai Ratna kau cantik sekali malam ini..!” Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang kekar mencoba menggapai pinggangku.

Tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, “..John sadar.. aku Ratna istri temanmu..!” John bisa bicara Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya pegangannya di pinggangku, aku terhuyung-huyung dan aku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos terlihat bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan betul. Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku.

John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin.”Aduuuhh!” tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi.

Cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. Ohhh… dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda.akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku.”Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki asing.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!”, dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John. Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang.

Terlihat John dengan kedua tangannya merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku. Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menidih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol “..Oh..Ratna tak kusangka kau begitu sexy..!” Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu.

Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak diselangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. “Ouch..!..stop John..!” Aku mencoba menyadarinya, kedua tanganku tidak dapat digerakkan karena terhimpit diantara badanku sendiri .Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, John rupanya sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku. “Auooohh.. John.. stop! pleasee..aach..!” dengan panik aku mencoba menyuruhnya berhenti melakukan aksinya, akan tetapi seruan itu tidak dipedulikan oleh John malahan sekarang terasa gerakan-gerakan menusuk nusuk benda tersebut pada pantatku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat batang kemaluan orang asing tersebut telah tegang dan ya ampun..besar sekali..! dan terlihat batang kemaluannya yang merah berurat bagai sosis besar dengan ujungnya berbentuk agak bulat sedang menggesek gesek bagian pantatku. Rupanya Orang asing ini sudah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha memperkosaku. Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak.. aku akan disetubuhi oleh teman suamiku yang kelihatan sedang kesetanan oleh nafsu birahinya.

Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan John semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat melalui cermin gerakan pantat bule yang bahenol pahanya yang kekar tersebut , benar-benar terpesona karena gerakan tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluannya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaan yang mulai terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan John menimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkan nafsu birahiku yang sama sekali aku tidak kehendaki.

Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, John mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam separoh kedalam vaginaku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku. “Aaduhh..!” kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi John, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang buas, tanpa mengenal kasihan pada istri temannya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam vaginaku.

Batang kemaluannya yang baru masuk sebagian itu dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya dibandingkan dengan daya tampung vaginaku. Walaupun hanya sebagian dari batang kemaluan bule itu yang masuk dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu,”Ooohh..aku keenakan.. ini tak mungkin terjadi!” pikirku setengah sadar. “Aku mulai menikmati disetubuhi oleh teman suamiku, bule lagi? gila!” sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang ‘menghajar’ liang kenikmatankuku.

Perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan John yang besar begitu tajam dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif didalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun. Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling kurang tiga kali besarnya tapi seratus kali lebih nikmat dari batang kemaluan suamiku dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.

aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan bule dalam rongga vaginaku yang menjepit erat, “Aaahh.. !” tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam vaginaku, memaksa bibir vaginaku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa kutolerir. Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam vaginaku itu dan.., “Aaaduuuhh.. gila.. benar-benar fantastis besarnya penis bule ini” keluhku, terlihat bagian pangkal belakang batang kemaluan John sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bonggol, dan dari bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluanku dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku . “‘Ooohh.. aaampun.. jangan John.. aku akan mati kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalamku!”

aku memelas tak berdaya seakan-akan John akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam kemaluanku, “Rat.. nanti kalau sudah masuk semuanya dan licin kau akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya..!” John mencoba menenangkanku, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan bule tersebut. Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh rongga vaginaku dijelali oleh keseluruhan batang kemaluan bule tsb. Dalam keadaan itu John terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena belakang batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya yang besar itu.

Pantat John tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil bibirnya menciumi pundakku yang sudah tidak ditutupi handuk, terengah-engah dan mendengus-dengus, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding vaginaku yang sudah sangat sangat kencang dan sensitif mencengkeram, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat..sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh John, yang tak pernah kualami selama ini.”Ooohh.. tidak..” pikirku, “Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah nyeleweng dengan siapa pun.. ta.taapii.. sekarang.. ooohh seorang bule? aduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. aku tak menyadari betapa.. nikmaaatnya penis besar dari seorang bule yang perkasa..! aaaaqhh..!”

Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tak sadar lagi aku mendesah mengerang dan mengguman, “Ooohh..John you’re cock is so biiig.. so gooood..! enaaakk.. aaaggh! teruuusss.. puasin aku.. Fuuuck meee Jooohn..” Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda liar, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Perkosaan sudah tidak ada lagi dibenakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat mungkin dan selama mungkin, dan akhirnya aku mengalami orgasme yang pertama yang benar-benar dahsyat, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini.”Ooohh.. yaa Ooohh.. puasin lagi aku John Ooohh.. setubuhi aku dengan batang kemaluanmu yang begitu besar dan perkasa!..aaaagghhh…!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam tubuhku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghhh.. ooohh.. benar-benar nikmaaaaat..!”

keluhku tak percaya, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. “Aaagghhh!” gerakanku yang liar pada saat mengalami orgasme itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar, batang kemaluan John yang besar itu mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, kelihatan John akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin cepat saja.”Ooohh.. aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..aku mau keluuuuaaar laaaggiii..!!” lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat erat , kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan dia juga mengalami orgasme dan terasa cairan hangat dan kental yang keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali.

Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari air maninya .memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh dinegaranya. John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, yang tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang ketiga. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih. Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya, sambil melirik ke arah John yang sedang tertidur lelap kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam ‘menghajar’ vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main seperti penis suamiku yang sudah tegang maximum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut, “..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?”